Google

27 Februari 2008

Hari Gini…….. Nggak Punya Idol ?

Putri saya Febby, yang masih duduk di kelas II SD sering bertanya kepada saya “ Pa, siapa ya yang nyanyi-in lagu gini : ku tak bisa jauuhhhh………..! “ , sangat berkesan baginya lagu yang dilantunkan oleh group anak muda Slank. Seperti itulah bagaimana kesan yang bisa ditangkap oleh seseorang, tentang apa saja yang mereka kagumi dari orang yang menjadi idolanya. Banyak pernik yang bisa membuat orang jatuh cinta kepada seseorang yang menjadi idolanya, bisa melalui peran di sinetron, lagu yang dibawakan oleh sang artis, otot kawat yang dimiliki oleh seorang Ade Ray bahkan goyang Ngebor yang menjadi ikon pribadi bagi Si Inul.

Simpati dan kesan adalah sesuatu yang bisa hadir dengan sendirinya , sama seperti tidak kita sadari datang nya angin sejuk yang bertiup segar ketika kita berada pada suatu tempat yang gerah dan puanas. Teman chat saya, seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di Bandung, dengan sangat antusias nya bercerita, tentang bagaimana “ excited” nya dia kepada seorang sosok si kumis kecil Adolf Hitler. Sungguh sangat tidak bisa difahami hanya sebatas nalar semata, seseorang yang dalam file sejarah bisa menjadi symbol yang gelap, tapi tanpa bisa seorang pun membatasi, jika sosok tersebut punya “aura” sebagai seorang idol, maka dia tetap saja akan jadi sebuah persona yang punya magnit tersendiri.

Saya seorang pengagum di ranah pemikiran dan personality, dan seorang Cak Nur adalah idola pencerahan saya. Jika ditanya kepada saya mengapa mengidolakan Cak Nur? ini bukan sebatas ketertarikan oleh pemikiran dan sikap santun almarhum yang lembut, tapi sosok yang ditampilkan nya membuka sebuah kesadaran baru bagi saya untuk bisa “ bagaimana caranya belajar untuk belajar “.

Saya yakin bukan saya sahaja yang mengidolakan almarhum, tentu banyak sekali pembaca yang juga merupakan Fans berat Cak Nur di ranah pemikiran, tapi apakah ada yang bisa bantu saya untuk menemukan, dimana kah kedai atau warung kopi yang menyuguhkan dan menyegarkan kembali ide dan pemikiran almarhum? Sebagai ajang curhat dan sekaligus media pencerahan pemikiran.

Adakah pembaca yang berminat untuk lesehan bersama sambil menyantap dan mengolah jalan ide dan pikiran Cak Nur?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wa kalo saya salah satu idola saya ya Pak Syaf...:)