Google

27 Februari 2008

Mengapa Harus Gengsi Untuk Sebuah Kebaikan

Pagi itu ketika menikmati sarapan pagi di salah satu restoran cepat saji di Singapore, ada sebuah kesan yang masih tersimpan dalam kenangan saya. Seorang bule bepenampilan sangat exclusive, dengan jas, dasi dan lengkap dengan semua asesori seorang yang sangat mapan, tanpa rasa malu dan dengan sangat alami membawa sendiri nampan bekas sarapan nya dan lansung membuang sampah sisa makanan nya ke kotak sampah yang telah disediakan dan menyusun lansung nampan yang telah kosong itu. Dengan terus memperhatikannya, saya berpikir…. ohh.. iya lah….dia khan pimpinan restoran ini… wajar dong kalo dia membereskan sendiri tempat makan nya. Tapi…tunggu dulu… yang bikin heran adalah kenapa bule itu bawa tas segala kalo memang dia itu kerja disana. Dengan segala alternative pikiran saya mencoba untuk membuat kesimpulan akhir tentang siapa sebenarnya bule itu. Saya terus perhatikan sampai dia selesai dan ternyata dia langsung pergi meninggalkan restoran cepat saji itu. Akhirnya saya mendapat sebuah kesimpulan kearifan tentang siapa dan apa yang bisa ditangkap dari si bule tadi.

Koq ceritanya tentang bule, barangkali pembaca akan berkata sederhana, apa menariknya cerita itu dan kejadian seperti itu mah udaha biasa … basi lagi. Eh.. ntar dulu setiap informasi yang simpang siur khan kudu di klarifikasi dulu, biara menjadi jelas jelas dan jelas. Supaya tidak terjadi salah tafsir dan perbedaan pemikiran yang makin meluas dan menganga… ( luka kali…. ).

Mari kita menoleh sejenak kedalam keseharian masyarakat kita. Coba kita perhatikan kalo ada sebuah hajatan besar, semisal Konser Artis TOP atau Malam Goyang Ndangdut . Setelah acara selesai apa yang akan sangat jelas terlihat ? Coba pembaca jawab sendiri apa kira-kira jawabannya. Saya beri waktu tiga detik untuk mendapatkan jawabannya. Dan……. Tanpa tunggu lama-lama jawaban itu pasti sangat mudah didapat. Saya bisa yakin bahwa jawaban kita pasti sama. Mau tahu jawaban nya ?........ mmmm… coba pembaca jawab dulu ntar saya ikut aja apa jawaban pembaca……

Sambil menjawab pertanyaan tadi pembaca, mari kita coba melangkah lebih dalam lagi tentang apa kira-kira pesan nilai yang bisa kita ambil dari kisah bule diawal tulisan ini. Tidak tahu dari mana bisa dapat sebuah kebenaran pasti tentang apa yang jadi penyebab banyak sikap kita dalam keseharian yang makin menjauh dari nilai-nilai yang baik. Kita melihat orang yang rajin bersih-bersih…langsung aja nyerocos…” eh…rajin amat…. Hari gini masih suka bersih-bersih ? “ atau komentar lain yang secara tidak langsung memberikan kesan seolah-olah atau seakan-akan kita menjadi asing dengan sesuatu yang baik . Wah…gejala apa ini namanya. Dan kalo mau jujur…. Makin jamak di masyarakat kita sekarang ini melihat sesuatu yang baik itu menjadi sesuatu yang aneh.

Sambil santai mendengarkan sebuah radio swasta, ada breaking news dari luar negeri tepatnya Negara Qatar. Dalam berita singkat itu disebutkan bahwa pemerintah Qatar sedang menerapkan sebuah aturan baru dan pasti juga aneh bagi penduduknya sendiri, yaitu larangan meludah di area public untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Tanpa sengaja secara reflek mungkin kita akan berkata…” ah….ini peraturan baru apa pula ini,,,, meludah aja koq dilarang …” dan silakan pembaca merenungi dan menyimpulkan sendiri bagaimana pendapat pembaca tentang hal ini… ( dari tadi diberi pertanyaan misteri melulu ).

Masih ada satu lagi informasi yang aneh pembaca , yaitu berita yang dimuat di sebuah harian terbesar di negeri ini dan malah harian itu menampilkan berita ini di kolom sosok tokoh , yaitu seorang Insinyur wanita Indonesia lulusan Amerika yang sekarang sedang giat-giatnya menanagni proyek besar tentang Revitalisasi Kakus atau istilah kerennya proyek Green n Clean Toile, Aduh… ini apa apa an lagi nih… kakus aja koq dijadikan sebuah proyek, Insinyur lagi… di kampong saya mah.. kakus itu sangat mudah dan hijau.. karena terdapat dikali yang memang hijau dan luas lagi. Ada-ada aja.. apa gak ada proyek yang lain… proyek bagi-bagi uang gitu… sekarang khan zaman susah…boro-boro mikirin kakus…mikirin minyak tanah aja udah pusing .. apa lagi mikirin kakus yang sangat sepele itu.

Bagaimana nih pembaca… kalo diteruskan ntar malah bikin nambah esmosi lagi…saya gak berani memperpanjang cerita lagi, nggak enak sama pembaca ..ntar bisa bikin tekanan darah tinggi dan terpancing emosi. Ya udah…saya permisi aja dulu , kebetulan sampah disamping rumah saya sudah diobrak-abrik oleh peliharaan yang keliaran disana dan saya mau merapikannya dulu pembaca.

Saya pamit ya dan pembaca jangan bosan ya untuk nimbrung lagi dengan saya.

Tidak ada komentar: